22 Maret 2025
SHOWROOM MOBIL

Modifikasi Mercedes-Benz G55 AMG 2010



Suspensi standar ternyata tidak sanggup memenuhi keinginan sang pemilik. Akhirnya pilihan suspensi pun beralih ke tipe by-pass yang sangat langka digunakan pada mobil yang memang sudah menggunakan peranti 'aftermarket' asal AMG.

AMG, memang merupakan produsen peranti aftermarket 'resmi' pabrikan berlambang bintang tiga titik itu. Apa pun tipe Mercy nya, kalau menggunakan perangkat AMG pasti sudah boleh dibilang 'memuaskan' keinginan orang yang di balik kemudi. Habis itu merasakan perbedaan dibandingkan Mercy 'biasa'.

Tiap model AMG selalu tampil dalam model lebih agresif, performa lebih tinggi, pengendalian yang lebih baik, stabilitas juga lebih bagus, serta menggunakan bahan berbahan serat karbon lebih banyak dibandingkan Mercedes-Benz reguler. Tentu efeknya, seiring meningkatnya performa, tentu harga jual lebih mahal dibanding versi biasa. Satu hal lagi, varian AMG umumnya  menggunakan dua angka sementara Mercedes-Benz reguler menggunakan tiga angka.

Seperti Mercedes-Benz G55 AMG ini, asalnya sih sama saja dengan G-Klasse lainnya.  Namun untuk pemiliknya, masih perlu peranti berperforma tinggi asal Jerman agar tunggangan yang diproduksi tahun 2010 itu tetap oke..

"Suspensinya masih dirasa kurang pas buat pemiliknya," terang Ditto Soemanto dari TenSix Garage, di kawasan Meruya, Jakbar. Masih terasa terlalu empuk ayunannya. Padahal, AMG sudah membuat suspensi yang tergolong rigid untuk mobil ini, dengan pertimbangan agar stabilitasnya lebih baik.

Seperti saat lewat jalan Jakarta. Memang sih, kondisi jalan di Jakarta memang pasti belum terbayangkan oleh para insinyur 'bule' itu. Seperti banyak mobil massal yang akan dipasarkan di Indonesia, pihak APM (Agen Pemegang Merek) pasti meminta menggunakan suspensi dengan 'spesifikasi Indonesia'. Karena memang jalanan di Tanah Air tercinta ini memiliki 'karakter' tersendiri.

Pilihan sokbreker pun dicari, baik di gerai sekitar Ibu Kota hingga browsing di dunia maya. Akhirnya sokbreker yang memiliki by-pass jadi pilihan. Pertimbangannya tingkat kekerasannya dapat diatur relatif mudah, jika menggunakan sokbreker seperti itu. Peredam kejut dari Fox pun dipilih menyesuaikan kondisi kaki-kaki yang masih standar.

Fox 2.0 ini berkategori Performance Series Reservoir, dengan bodi aluminium yang tahan karat dengan kemampuan menahan ayunan lebih tinggi dibandingkan sokbreker standar AMG. "Kalau pelan sih, masih terasa agak mengangguk-angguk, tetapi kalau kencang lebih stabil dibandingkan standarnya," terang lelaki berkacamata itu.

Setelah sokbreker, pelek pun diganti agar penampilan terlihat lebih gahar. "Pakai punya Mercy G65 AMG ring 20 inci," jelasnya. Memang tak terlalu jauh perbedaannya dibandingkan bawaan G55 yang peleknya berdiameter 19 inci.

Pelek gede ini dibalut ban BFGoodrich 305/55-R20 dengan profil kasar, agar penampilan G-Klasse hitam ini semakin gagah. Memang, ketika meluncur atau saat di parkir terlihat gagah. Namun pemakaian ban extra large ini punya konsekuensi sendiri. Setir tak bisa dibelokkan terlalu patah. Bagian dalam sepatbor pun kerap terkena gesekan sedikit. Mungkin jika dilakukan lift up suspensi akan terselesaikan persoalan itu.     [w33]

Spesifikasi Teknis :
Body : OEM Mercedes-Benz G55 AMG 2010
Girboks : Matik OEM Mercedes-Benz G55 AMG 2010
Gardan : OEM Mercedes-Benz G55 AMG 2010
Suspensi : Fox 2.0 by pass
Ban : BFGoodrich 305/55-R20
Pelek : Mercy G65 AMG R20

viewed :: 13700
Pasang banner ? hubungi : widipriono@gmail.com

Berita Terkait Lainnya :